Pemkab Sukamara Gelar Sunatan Massal Gratis

Sebanyak 37 anak dari keluarga tidak mampu mengikuti kegiatan sunatan massal yang digelar Pemerintah Kabupaten Sukamara, Kamis (26/9) di Gedung Gawi Barinjam. Selain sunatan massal, peserta juga diberikan bingkisan sebagai salah satu menarik minat anak-anak ikut serta.

Wakil Bupati Sukamara, H. Ahmadi, S.H yang membuka kegiatan menegaskan bahwa sunatan massal mengandung aspek rohani yang merupakan pengamalan dari nilai-nilai agama, aspek sosial ekonomi yaitu membantu meringankan beban masyarakat yang tidak mampu. Serta aspek kesehatan sebagai upaya peningkatan kesehatan terhadap anak–anak. Sunatan massal juga secara langsung menananamkan pesan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan sejak usia dini.

“Mudah-mudahan anak yang baru dikhitankan menjadi anak soleh, taat kepada Allah, berbakti kepada kedua orang tuanya dan berguna bagi nusa, bangsa dan agama,” harap Wabup.

Sementara itu, Ketua Panitia, Drs. Wariyanto menyampaikan bahwa sunatan massal yang dilaksanakan bertujuan membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar bisa melaksanakan khitan bagi anak-anaknya. Jika dilaksanakan sendiri maka biaya yang harus dikeluarkan cukup besar. Kedepan, agecda yang sama bisa dilaksanakan di kecamatan lainnya di luar Kecamatan Sukamara.

“Sehingga bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat di wilayah Kabupaten Sukamara,” tukas Drs. Wariyanto.

PERINGATAN Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2019.

Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2019 di Kabupaten Sukamara digelar upacara peringatan dan dirangkai dengan berbagai lomba olahraga bagi kalangan pelajar dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkungan pemerintahan setempat

Wakil Bupati Sukamara, H. Ahmadi, S.H mengatakan bahwa peringatan Haornas kali ini yang paling utama adalah untuk menjalin silaturahmi antara seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kabupaten Sukamara baik antara stakeholder yang ada hingga masyarakat lainnya

“Olahraga ini bisa menjadi alat pemersatu antara sesama, antara nusa dan bangsa hingga antar negara termasuk kita disini,” kata H.  Ahmadi, S.H.

Melalui olahraga yang dilaksanakan pada peringatan Haronas ini juga dapat menjadi ajang untuk meningkatkan kesegaran dan kebugaran dimana dengan rutinitas dan kesibukan yang dijalani oleh ASN sehari-hari dengan kegiatan olahraga maka akan membuat lebih rilek

“Apalagi tadi ada permainan olahraga tradisonal yang dimainkan sehingga kita bisa bernostalgia dengan olahraga jaman dahulu ini, jadi jnilah momentum nya kita mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga,” ucap H. Ahmadi, S.H.

Kedepan pemerintah daerah juga mengarahkan kegiatan olahraga ini dengan memberikan kemudahan tempat untuk berolahraga seperti dilapangan Koramil ataupun lapangan mini dengan melakukan penataan

“Silahkan masyarakat untuk berolahraga dilokasi-lokasi yang ada baik itu pada saat kegiatan Car Free Day atau kegiatan-kegiatan lainnya,” ujar H. Ahmadi, S.H.

Kampanyekan Cegah Stunting, Dinkes Gelar LBI 2019

KEGIATAN Lomba Balita Indonesia (LBI) Tahun 2019 digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukamara diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam melaksanakan asuhan terhadap balita sehingga mencegah terjadinya stunting.

Bupati Sukamara, H. Windu Subagio mengatakan bahwa melalui tema LBI tahun ini sangat relevansi dalam upaya penurunan stunting. Prevalensi balita  stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 30,8 persen diatas batasan yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.

Target nasional 28 persen , sedangkan prevalensi balita stunting untuk Kabupaten Sukamara berdasarkan Riskesdas Tahun 2018  adalah sebesar 23,7 persen dan untuk Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 34 persen.

“Meski Kabupaten Sukamara merupakan paling terendah di Kalimantan Tengah, namun masih diatas angka yang ditetapkan oleh WHO,” tukas H. Windu Subagio.

Sementara itu, Plt Ka. Dinkes Sukamara, Amir Sapiyudin, S.AP menjelaskan tujuan dari LBI adalah memotivasi ibu bayi dan balita dalam memelihara kesehatan anak dengan lebih baik sesuai dengan norma kesehatan dan meningkatkan kepedulian keluarga terhadap kesehatan bayi.

“Adapun katagori untuk LBI adalah Balita katagori umur 6 sampai dengan 24 bulan, dan juga katagori balita umur 2 tahun sampai 5 tahun,” tukas Amir Sapiyudin, S.AP.

HET LPG 3 Kg Telah Diterbitkan, Tertinggi di Kecamatan Jelai

Gubernur Kalimantan Tengah telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) terkait harga eceran tertinggi (HET) Liquefied Petroleum Gas (LPG) ukuran 3 Kg bersubsidi di wilayah Kabupaten Sukamara. Dalam SK tersebut HET diatur untuk agen dan pangkalan serta ditentukan per kecamatan dengan besaran termasuk komponen ongkos angkut serta keuntungan.

Asisten I Pemerintahan dan Kesra Pemkab Sukamara, Drs. Wariyanto menjelaskan bahwa HET itu sesuai dengan kesepakatan bersama dan diusulkan kepada Gubernur. Disebutkan dalam SK, HET per tabung untuk wilayah Kecamatan Sukamara tingkat agen sebesar Rp Rp 15.250 dan pangkalan Rp 25.250. Di Kecamatan Pantai Lunci tingkat agen sebesar Rp 15.250 dan pangkalan Rp 27.250.

Sementara HET di Kecamatan Jelai ditingkat agen sebesar Rp 15.250 dan pangkalan Rp 29.250. Di Kecamatan Permata Kecubung, HET yang berlaku ditingkat agen Rp 15.250 sedangkan pangkalan Rp 25.250. Terakhir di Kecamatan Balai Riam diberlakukan HET tingkat agen sebesar Rp 15.250 dan tingkat pangkalan Rp 25.250.

Dalam SK tersebut juga disebutkan komponen HET yakni ongkos angkut ke pangkalan dan keuntungan. Ongkos angkut berkisar Rp 7.000 hingga Rp 9.000, sedangkan keuntungan pangkalan berkisar Rp 3.000 hingga 5.000 per tabung.

Dijelaskan, sementara di wilayah desa yang belum ada atau jauh dari pangkalan, maka pihak pangkalan diberikan diskresi kepada pangkalan menjual ke toko atau pengecer di desa itu. Harga menyesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing. Namun jika sudah ada pangkalan, maka pangkalan tidak diperkenankan menjual kepada toko atau pengecer.

“Pertimbangan kondisi wilayah serta jangkauan masyarakat, maka diberikan diskresi. Namun pelaksanaan-nya akan dipantau,” jelas Drs. Wariyanto, seraya berharap HET yang sudah diberlakukan itu dapat dijalankan oleh semua pihak.

Pegawai dan Orang Kaya Dilarang Pakai LPG Bersubsidi

Bupati Sukamara mengeluarkan surat edaran melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab Sukamara menggunakan gas LPG ukuran 3 Kilogram bersubsidi. Surat edaran tersebut disebarluaskan kepada masyarakat melalui pangkalan gas LPG di Kabupaten Sukamara.

“Surat edaran tersebut mulai disampaikan ke pangkalan-pangkalan di dalam kota Sukamara, selanjutnya hingga pangkalan yang ada di kecamatan lainnya,” jelas Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Sukamara, Arbain, S.E.

Dalam surat edaran Bupati Sukamara Nomor 800/289/Setda tentang Penggunaan Liquefied Pertoleum Gas (LPG) tabung ukuran 3 Kilogram bersubsidi itu, tidak saja secara tegas melarang ASN menggunakan LPG 3 Kg, tetapi juga melarang anggota TNI dan Polri, pegawai BUMN dan BUMD, para pelaku usaha selain usaha mikro yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 Juta yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 Juta.

Selain itu seluruh masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih dari Rp 1,5 Juta per bulan dan tidak mempunyai surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau desa untuk tidak menggunakan LPG gas 3 Kilogram bersubsidi.

Sukamara Tetapkan Status Darurat Karhutla

Banyaknya titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Sukamara hingga membuat kualitas udara menurun, membuat Pemerintah Kabupaten Sukamara akan menetapkan status darurat karhutla.

Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Sukamara, Sutrisno, S.Pd, M.M penetapan status darurat itu sudah melalui proses dan koordinasi dengan pihak kepolisian, dinas terkait serta pihak lainnya. Dengan status darurat itu, maka langkah-langkah akan diambil seperti meningkatkan dan memperbanyak operasi yang dilakukan oleh kepolisian, Satpol PP, Tim Serbu Api (TSA) desa.

“Sebenarnya kegiatan dan operasi itu sudah dilaksanakan, namun dengan status darurat maka lebih ditingkatkan lagi,” jelas Sekda.

Upaya yang dilakukan dengan status darurat adalah dengan mengoptimalkan anggaran Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) terkait seperti Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukamara. Bahkan anggaran juga dioptimalkan hingga ke desa-desa untuk penanggulangan dan penanganan kerhutla tersebut.

“Jangan sampai ada anggaran kegiatan karhutla tidak terpakai dan dikembalikan ke kas daerah, karena kenyataannya kebakaran hutan dan lahan memang ada. Melalui anggaran yang ada dimaksimalkan sesuai dengan pos-pos anggaran SOPD,” tambah Sekda.

Melalu status darurat karhutla, pihaknya juga berharap dapat menekan, mengantisipasi serta penanggulangan karhutla yang masih terjadi. Pihaknya juga berharap dukungan masyarakat untuk bersama-sama mencegah munculnya karhutla di wilayah masing-masing.

” ujar Sekda.

Dinas Perikanan Gelar Lomba Memasak Berbahan Ikan

Melalui lomba memasak berbahan serba ikan, diharapkan muncul kreatifitas masakan ikan yang memenuhi standar kecukupan gizi dan higienis. Dengan lomba itu juga diharapkan dapat mengasah keterampilan memasak dan mengolah citra rasa ikan.

“Jenis ikan air tawar relatif lebih murah. Kita juga berupaya mensosialisasikan pola konsumsi sehari-hari yang berbahan dasar ikan,” terang Kepala Dinas Perikanan Sukamara, Fandedi, S.Sos.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan Diskan Sukamara dalam mensosialisasikan pola konsumsi berbahan dasar ikan adalah lomba masak serba ikan dengan harapan dapat mengoptimalkan dan meningkatkan konsumsi ikan oleh masyarakat

“Kegiatan ini juga dapat membentuk generasi yang lebih sehat, dinamis dan cerdas dengan berorientasi pada pemanfaatan sumber daya lokal,” tambah Fandedi, S.Sos.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sukamara, Hj. Siti Zulaiha Windu Subagio menjelaskan melalui kegiatan lomba masak berbahan dasar ikan diharapkan mampu mendorong minat masyarakat terus berkreasi menciptakan menu baru, sehingga minat mengkonsumsi ikan meningkat.

“Melalui beberapa cara pengolahan menu masakan ikan, maka menjadi tidak membosankan untuk dikonsumsi,” tukas Hj. Siti Zulaiha.

Tiba di Sukamara Jamaah Haji Disambut di Rujab Bupati

Rombongan jamaah haji asal Kabupaten Sukamara tiba di Sukamara dan disambut langsung oleh Bupati Sukamara, H. Windu Subagio di rumah jabatan, Senin (16/9). Selain didoakan menjadi haji yang mabrur, Bupati juga berharap berkat doa jamaah di Tanah Suci menjadi kebaikan bagi Kabupaten Sukamara.

“Semoga berkat doa para jamaah haji dan kita semua dapat memberikan kebaikan bagi Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah dan Indonesia,” ujar Bupati saat menyambut kedatangan para jamaah yang diantar oleh masing-masing keluarganya itu.

Menurutnya, selama menjalankan ibadah haji banyak pengalaman baru yang didapat oleh para jamaah haji, baik pengalaman dalam beribadah maupun pengalaman saat berinteraksi dengan jamaah haji dari luar selama di kota Mekah dan Madinah. Pengalaman itu akan membawa kesan dan bahan cerita bagi bagi sanak keluarga, sahabat dan teman.

“Dan menjadi ladang amal yang tidak putus apabila pengalaman yang disampaikan adalah hal yang baik dan memberikan dampak positif,” ujar Bupati.

Atas nama pemerintah daerah, lanjutnya, memohon maaf apabila dalam pelayanan jamaah haji dari saat pemberangkatan hingga kedatangan terdapat kekurangan. Ia menegaskan bahwa pelayanan kedepan akan terus ditingkatkan dengan melakukan persiapan yang lebih baik lagi.

PMI Terima 1.100 Masker untuk Dibagikan

Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukamara menerima bantuan masker dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukamara. Sebanyak 1100 masker itu rencananya akan dibagikan gratis kepada masyarakat. Penyerahan bantuan itu dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sukamara kepada Ketua PMI Sukamara.

Menurut Ketua PMI Sukamara Yan Suharyono, S.H, masker yang diberikan oleh Dinkes itu akan dibagikan kepada masyarakat di jalan-jalan. Dengan dibagikannya masker diharapkan bisa membantu menjaga kesehatan masyarakat disaat banyaknya asap akibat karhutla.

“Kondisi udara memang kurang sehat. Sebaiknya masyarakat selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, apalagi keluar saat malam hari,” ujar Yan Suharyono. S.H.

Yan juga mengingatkan agar warga tidak melakukan pembakaran di pekarangan rumah dan kebun, karena jika tidak dalam pengawasan maka bisa meluas. Pihaknya berharap masyarakat bersama-sama turut menjaga jangan sampai terjadi karhutla di wilayah masing-masing.

“Mari bersama-sama menjaga lingkungan agar kerusakan yang terjadi akibat kebakaran tidak meluas,” tukas Yan Suharyono, S.H.

DLH dan Dinkes Bagikan Masker ke Jalan

PEKATNYA kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam sepekan terakhir, cukup membahayakan bagi kesehatan masyarakat. Mencegah itu, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukamara bersama Dinas Kesehatan Sukamara turun ke jalan, Jumat (610). Para pegawai membagikan masker gratis kepada masyarakat.

Menurut Sekretaris DLH Sukamara, M. Fahmi Rizali, S.T, M.Eng pemberian masker gratis kepada masyarakat sebagai langkah awal dalam menyikapi munculnya asap di wilayah kota Sukamara. Sebanyak 500 lembar masker dibagikan kepada para pengguna jalan. Lokasi pembagian di lampu merah Jln Tjilik Riwut – Pangeran Sukarma.

Jika kondisi semakin memburuk, maka kegiatan serupa akan ditingkatkan lagi. Misal memperluas wilayah atau lokasi pembagian dengan melibatkan pihak lain. Dari kegiatan itu juga diharapkan dapat membiasakan masyarakat menggunakan masker untuk menjaga agar tidak terkena dampak negatif terhadap kesehatan akibat asap.

“Kedepan bisa saja bekerjasama dengan pihak lainnya untuk pemberian masker kepada masyarakat,” ujar M. Fahmi Rizali, S.T, M.Eng.