Kearifan Dayak Jalai Melestarikan Hutan

Sukamara Kab – Dayak Jalai adalah sebuah komunitas yang sangat arif menjaga hutan. Dalam kehidupan instan di zaman modern Urang Dayak Jalai masih terus mempertahankan kearifan alam. Tradisi alam mendorong petani Dayak meman­faatkan hutan di sekitar mereka untuk berburu, meramu tumbuhan, mencari ikan. Menurut seorang tokoh masyarakat Dayak di hulu Sungai Mapam Bapak Netor  demi keberadaan dan kelanjutan hidup hutan itu sendiri, maka Urang Dayak menumbuhkan komitmen untuk menjaga kelestarian hutan.

Bagi masyarakat Dayak Jalai hubungan antara hutan, ladang dan Tuhan sangat jelas. Jika ladang mereka tidak membuahkan hasil seperti yang diharap­kan, maka berarti Tuhan marah karena manusia tidak memelihara hutan dan segala isinya. Dengan semakin sempitnya lahan peladangan seperti kini, karena kegiatan yang membabat hutan dalam skala luas secara langsung akan mengancam eksistensi orang Dayak.

Subsuku Dayak Jalai adalah salah satu subsuku Dayak terbesar di Kabupaten Sukamara. Karena bermukim di sepanjang daerah aliran Sungai Jelai tersebut (sebagian Sungai Jelai termasuk dalam wilayah Kalbar), maka mereka menyebut dirinya Urang Jalai, Urang Dayak Jalai. Oleh para Antropolog Eropa Dayak Jalai yang bermukim di daerah hulu Sungai Jelai dan Balai Riam berdialek Melayu, dikategorikan sebagai rumpun Dayak Melayu.

Tradisi dalam masyarakat Dayak Jalai mengumpulkan banyak obat-obatan mereka sendiri dari jenis-jenis tumbuhan hutan yang masih lestari di hulu Sungai Mapam. Dari hasil survey Yasyorin (2011) mengidentifikasi ada 60 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan Urang Jalai sebagai tanaman obat untuk menyembuhkan berbagai  jenis gangguan dan keperluan-keperluan pengobatan lainnya.

Selain itu ikan dari sungai merupakan sumber daya penting lainnya untuk memenuhi kebutuhan pokok, yang terutama bergantung pada hutan yang masih utuh, karena cadangan ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas air. Dampak ini dapat menjadi lebih buruk lagi dengan punahnya ikan-ikan sungai yang disebabkan oleh peningkatan muatan endapan dari erosi tanah.

Dikarenakan pentingnya fungsi hutan bagi kelangsungan ekologis, maka Pemerintah Kabupaten Sukamara berupaya mereboisasi lahan-lahan yang dianggap kritis. Dimana hutan berperan sebagai resapan air, penahan banjir, menjaga pemanasan global, hutan juga dapat sebagai lokasi marga satwa. Hutan juga tidak hanya berfungsi sebagai penyuplai oksigen, tetapi akar dan serabutnya mampu menyimpan banyak air dan bisa menahan proses erosi di permukaan tanah.

Semoga hutan kita di daerah aliran sungai Jelai terus lestari. Amiin.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply